Unjuk rasa March of Return diluncurkan pada 30 Maret untuk menuntut hak kembali bagi para pengungsi Palestina dan keturunan mereka ke tanah keluarga atau rumah-rumah yang hilang ke Israel selama pendiriannya dalam perang 1948.
Protes di sepanjang perbatasan itu mencapai puncaknya pada tanggal 14 Mei ketika sumber-sumber medis Gaza mengatakan setidaknya 60 orang Palestina tewas oleh tembakan Israel. Kerusuhan telah mereda tetapi masih ada gejolak sporadis.
"Sejak protes perbatasan dimulai, 113 orang Palestina telah tewas oleh tembakan Israel," kata para pejabat medis Gaza seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (26/5/2018).
Sebagian besar peserta aksi pada Jumat kemarin menjaga jarak dan tetap berada sekitar 800 meter dari pagar perbatasan. Meski begitu, puluhan pemuda bergerak maju sekitar 300 meter dan membakar ban. Di sebelah timur kota Gaza, beberapa pemuda datang ke pagar dan mencoba untuk "menjebolnya."
Pasukan Israel kemudian menembakkan gas air mata dan melepaskan. Para tentara juga menembaki layang-layang dengan ekor yang menyala untuk mencoba menjatuhkan mereka sebelum mereka mendarat di tanah pertanian Israel dan membakar tanaman.
Para pejabat kementerian kesehatan Gaza mengatakan, sedikitnya 109 pengunjuk rasa terluka. Dokter mengatakan setidaknya 10 orang terluka oleh amunisi hidup.
Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan pemimpin kelompok Gaza itu, Yehya Al-Sinwar, bergabung dengan perkemahan aksi protes yang terpisah dan meningkatkan sorak-sorai dari kerumunan yang berkumpul.
“Aksi Marches of Return belum berakhir. Mereka mungkin lebih kecil tetapi kami melanjutkan,” kata Ali, seorang peserta yang menutupi wajahnya dengan kaosnya di sebuah protes di timur Khan Younis di Jalur Gaza selatan.
Para pengunjuk rasa bubar saat senja turun untuk bersiap-siap berbuka setelah berpuasa pada siang harinya selama bulan suci Ramadhan.
Gaza telah dikendalikan sejak 2007 oleh kelompok Islam Hamas. Israel dan Mesir, dengan alasan masalah keamanan, mempertahankan blokade de facto atas Gaza, yang telah mengurangi ekonominya ke keadaan kolaps.
Israel telah menyalahkan Hamas karena memprovokasi aksi kekerasan.
“Mereka mendorong warga sipil - wanita, anak-anak - ke garis tembak dengan tujuan untuk mendapatkan korban. Kami mencoba meminimalkan korban. Mereka mencoba mendatangkan korban untuk menekan Israel, yang mengerikan,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kepada CBS News minggu lalu.
Original Article
0 Response to "Lagi, Puluhan Warga Palestina Terluka Akibat Tembakan Tentara Israel"
Post a Comment